Jumat, 05 Maret 2010

Si Anak Buta

Apakah itu yang dinamakan cahaya ?

Yang tiada pernah ku kenal

Apakah artinya netra ?

Bagiku si anak buta

Kau bicara tentang keindahan yang kau tatap

Matahari yang bersinar cerah

Kurasakan hangatnya, namun betapakah

Ia membuat malam dan siang

Hari dan malam kuciptakan sendiri

Dengan tidur dan bermain

Jika mampu ku terus sadar

Itulah hari-hari siang bagi ku

Ku dengar suara keluhan menghiba

Akan nasib yang gulana

Namun dengan kesabaran ku rela

Kehilangan sesuatu yang tak pernah ku punya

Janganlah apa yang tak mungkin ku peroleh

Merampas kebahagiaan yang ada

Biar ku bersenandung sebagai anak raja

Walau ku hanya si anak buta

Hakikat Kebahagiaan

Harapan duniawi yang mereka harapkan dan idamkan

Mungkin terupaya, atau tinggal angan-angan

Dan sebentar, laksana salju di padang pasir

Yang gemerlap sejam-dua, ia pun menghilang

Lantar ku kecup bibir piala tanah ini

Dalam mencari makna wujud hidup di sini

Kala bibir bersambut, berbisik ia “sekali lagi”

Hidup, minum, maut memutus jalan ini

Coba pikir; di persinggahan yang bobrok ini

Bersambung siang dan malam silih berganti

Dengan megah raja demi raja bermukim

Sejam-dua, untuk segera berangkat lagi

Jangan terpesona umat yang luhur

Serba recok beresok lepas di angina liar

Dan puaskan jarimu menggerayang rambut

Jika hidup secetus ini, teman kau pakai

Penyingkap rahasia itu, cepatlah ! wahai

Selembar rambut mungkin beda benar dan palsu

Dan pada apa konon bergantung hidup ini ?

( Umar Khayyam)